Kamis, 22 April 2010

The Role of Play in the Whole Language Kindergarten (1)

Berapapun usia anak-anak, keinginan untuk bermain dan kenyataan bermain itu sendiri memenuhi perhatian dan energy anak-anak. Semua anak-anak mempunyai kebutuhan dan dari usia yang paling kecil mereka mengenal kata ‘bermain’.
Orang dewasa dapat mengidentifikasi, karena bermain adalah apa yang anak-anak lakukan. Berbagai hal dilakukan untuk bermain dan kebutuhan dari dalam diri anak untuk bermain debgan segala pengalamannya. Dan ketika oaring dewasa melihat anak bermain, dia memunculkan memory pengalaman dimasa kecilnya.
Ketika orang menikmati pengalaman kecilnya saat menjadi anak-anak, guru TK menyadari bahwa bermain lebih dari itu. Seorang guru pendidikan anak usia dini mempelajari bahwa bermain adalah kebutuhan paling dasar bagi anak-anak. Hal ini perlu kita beritahukan dan jelaskan kepada orangtua ketika para orangtua itu bertanya “ apa yang anda lakukan saat mengajar mereka? Setiap kali saya dating ke kelas, saya melihat mereka bermain”. Kebanyakan suksesya program pembelajaran bahasa anak-anak TK tergantung dari kemampuan sang guru untuk melindungi anak saat bermain dengan benar termasuk meyakinkan orangtua mereka untuk berhati-hati selama merencanakan pembelajaran dilingkungannya.
Table 3.1 setengah hari jadwal anak TK
8.30 - 9.00 waktu kedatangan-penyambutan individu, aktifitas bermain ringan
9.00 – 9.30 circletime atau waktu kelompok
9.30 – 10.30 *bermain bebas di dalam ruangan, seringnya di pusat pemberian label
10.30 – 10.40 waktu makan snack/makanan kecil
10.40 – 10.45 persiapan untuk bermain diluar ruangan
10.45 – 11.45 *bermain diluar
11.15 -11.25 toileting, mencuci tangan, mencari buku sambil menunggu teman bergantian
11.25 – 11.50 waktu bercerita
11.50 -12.00 persiapan pulang
*desain aktifitas bermain
*snack mungkin disiapkan selama waktu bermain bebas, dengan anak membawa bekal makanan mereka dan menaruhnya di meja yang mereka pilih. Dengan membuka perencanaan snack waktu untuk bermain bebas bias ditambah
®untuk program satu hari penuh, disediakan makan siang: perlengkapan makan anak, istirahat aatau jeda waktu saat aktivitas selama setengah sampai satu jam. Ini diisi dengan mengulang kegiatan kelompok, bermain bebas diluar atau di dalam ruangan dan menyusun kegiatan dalam aktivitas kelompok.

Bermain bebas didalam dan luar ruangan. Pada period kedua perencanaan atau periode bermain bebas. (liat table 3.1). Pada kesempatan ini, anak bebas untuk memilih alat permainannya sendiri dan aktivitas bermain serta untuk memutuskan berapa lama dia bermain. Memerapa guru merasa bagian bermain bebas ini mungkin terjadi salah arti menjadi “waktu memilih”, “waktu utama/inti” atau “interest time”. Perhatikan label, waktu untuk memilih partner dan aktivitas bermain adalah penting untuk program kindergarten (TK A).
Sedikit penambahan, periode bermain bebas lamanya harus cukup untuk anak: (1) menggali materi dan aktivitas baru; (2) mempraktekkan perkembangan kemampuan individu yang diperlukan anak; (3) mengenalkan gabungan peraturan/kesepakatan dan interaksi dalam permainan drama. Perlunya waktu yang adekuat selama bermain bebas dapat memberikan hasil pengamatan terbaik dengan berbagai macam permainan didalam kelas.
Pada area pekerjaan kayu, guru sebaiknya mendemonstrasikan lebih dulu cara bagaimana yang seharusnya anak lakukan dalam membangun suatu bentuk. Misalkan bagaimana cara mengaitkan bagian-bagian kayu dengan paku dan palu. Bila merka berhasil ingat untuk memerikan pujian.
Anak dengan permainan potongan pizza, menunjukkan pengalaman dunia yang nyata dimana mereka menikmatinya, tapi mereka juga menggunakan symbol untuk mewakili objek nyata. Saat anak bermain dengan pizza palor, dia mengerti apa yang mereka lakukan sebagai wujud kreasi yang merepresentasikan kenyataan (hal yang nyata). Seperti yg dikatakan Garvery (1977) “ semua permainan menunjukkan pemain untuk mengerti bahwa apa yang ia lakukan tidak ahanya apa yang tampak jadi (hal.7). saat anak memerlukan symbol untuk merepresentasikan dunianya, untuk permainan lainnya dinyatakan dengan symbol.
Dari permaina pizza palor, respon pemain lainnya dapat dijelaskan dan kosakata serta kemampuannya untuk merepresentasikan aturan dapat dilihat (diasses). Walaupun demikian, jika kita menanyakan salama interaksi, maka dasar pembelajaran anak dapat dilihat. Juga selama bermain rasa percaya diri dan kompetensi dalam peraturan pelayanan berkembang.

Bermain dengan Bercerita
Perkembangan area bahasa lainnya dapat muncul dalam membuat cerita (bercerita). Pada saat anak bermain, mereka membangun/membuat cerita (Harste et al, 1984; Roskos, 1988). Walau dengan kalimat yang sedikit, anak mengorganisir dirinya dalam karakter yang ditata dan mementukan alur cerita yang bias dilihat dalam percakan “ kamu menjadi ayah, dan saya akan menjadi ibu dan meri kita pergi ke pesta”. Dan selama bermain guru dapat mengamati smua elemen dari cerita yang bagus seperti perkembangan karakter, lokasi, pengaturan waktu, penyelesaian masalah, dan kepuasan akhir cerita.
Pendidik dan peneliti belajar banyak tentang dinamika dan kompleksitas anak yang terepresentasi lewat boneka. Mereka memakai kosakata dan jalan menyusun cerita. Bukan hanya itu, akan mudah bagi anak untuk bergerak dan bermain sesuai dengan kualitas bermain dalam kurikulum sebagai nilai pembelajaran yang natural. Dinamika permainan dilihat dari aturan main, konflik dan pemecahan masalah serta interaksi yang terjadi didalamnya. Guru dapat membantu orangtua melihat banwa permain memberikan kontribusi pertumbuhan perkembangan termasuk perkembangan bahasa, tumbuh dalam kompetensi yang representative dan dalam membuat cerita.

Undangan untuk Bermain
Guru terlibat bermain dengan cara kreatif yang mana mnyusun jadwal, meningkatkan motivasi pemain dan menyiapkan ligkungan untuk bermain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar